Friday, November 25, 2016

Peduli kentut

Sebuah pikiran menggangguku

"Kenapa sih harus kepikiran omongan orang?"
"Ada ya orang kayak gitu?"
"Kenapa sih orang peduli amat ama kehidupan orang lain, padahal dia hanya sekedar ingin tau, selebihnya mah bodo amat, paling jadi bahan omongan ke orang yang lain"
"Ko dia kepikiran hal hal yang aku aja ga pernah mikirin tentang orang itu, klopun pengen tau, ya dalam hati aja walau pada akhirnya orang itu cerita sendiri"
"Engga pernah mau tau kehidupan dia gimana, pakaiannya merk apa, tasnya apa, ga peduli, selama dia baik ke aku, then it's fine"

Kalimat kalimat di atas adalah kalimat yang seringkali bermain putar putaran di kepalaku, aku hanya tak habis pikir kenapa orang peduli amat ama kehidupan orang lain, ya mending klo dibantu, lah klo jadi bahan omongan ke orang lain?

Sekarang ada mental baru yang mungkin harus aku persiapkan, walau jujur aku sangat tak nyaman dengan yang satu ini, tapi mau dikata apa...

Aku pun tak suka "who to blame"

Selalu terngiang "kita adalah hamba Allah yang mencari irisan irisan takdirNya, yang bahaya adalah mendiktekan Tuhan"-AMA

Artinya memang semua udah kemaktub, klo kata Kakak sih "Mamam tu maktub"
Saking seringnya kalimat tersebut kuucapkan, walau jujur kalimat itu membuatku lega kala menghadapi hati yang sulit diajak negosiasi dengan otak

Tapi dasar tipikal bosenan, klo besok udah kebal sama kalimat ini, mau ga mau harus nyari lagi kalimat motivasi lainnya biar si hati ini bisa nerima lagi...

Ya Allah the hardest things in life is dealing with myself...
Ada yang bilang "kita hanya punya dua tangan untuk menutup telinga kita dari omongan orang lain" terus keep going on deh

Tapi klo deal dengan diri sendiri...

Hmmm mikir dulu dan dijamin ga cukup seharian...
Terlebih klo belum juga nemu kalimat motivasi lain biar hati ini nerima

Oh dunia...


Allah, save me...





No comments: